kegiatan
0
Melayat, Mampu Tumbuhkan Sikap Toleransi dan Peduli Sosial Siswa MIN 5 Sukoharjo
MIN 5 SKH (Humas) – Sikap toleransi dan peduli sosial terhadap sesama mulai menunjukkan gejala yang semakin memudar seiring dengan berkembangnya etnisitas, maka tentunya akan berdampak besar pada sebuah bangsa. Untuk membangkitkan kembali semangat toleransi dan peduli sosial sangat mungkin dilakukan melalui pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Sukoharjo berkomitmen untuk menumbuhkan kembali sikap toleransi dan peduli sosial siswa. Salah satu cara yang rutin dilakukan adalah melayat apabila ada orang tua atau anggota keluarga siswa yang meninggal. “Upaya MIN 5 Sukoharjo dalam proses pembinaan toleransi dan peduli sosial melaluhi melayat lebih efektif untuk membentuk sikap toleransi dan peduli sosial pada diri siswa ” ungkap Karseno Handoyo Kepala madrasah (Kamad) MIN 5 Sukoharjo disela-sela kegiatan melayat bersama siswa.
Pada kesempatan yang sama, Mulyani Guru sekaligus Koordinator bidang (Korbid) Imtaq MIN 5 Sukoharjo) mengatakan bahwa kegiatan melayat orang tua atau keluarga siswa yang meninggal sudah menjadi program yang wajib dilakukan. ” Untuk kegiatan melayat apabila dekat dan terjangkau dengan berjalan kaki, akan dilakukan oleh semua siswa kelas atas. Namun apabila jauh maka dilakukan oleh siswa satu kelas dan didampingi oleh beberapa guru dengan menaiki mobil.” terang Mulyani.
Pada hari Sabtu, 27 Januari 2024, siswa kelas tiga sampai kelas enam, didampingi beberapa guru dan karyawan melayat ibunda Nagita Putri Azzahra (siswa kelas 6D) yang berada di dukuh Karangtengah kidul, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul yang berjarak kurang lebih 700 meter dari madrasah.
Dikarenakan pemakaman akan dilaksanakan jam 10.00 wib, setelah siswa melaksanakan kegiatan rutin setiap hari Sabtu yaitu tartil di halaman dan dilanjutkan senam pagi maka guru dan siswa melakukan persiapan pergi melayat ke rumah duka dengan berwudlu dan menyiapkan mukena bagi siswa perempuan .
tepat pada pukul 08.00 wib, siswa berangkat dengan berjalan kaki dan berbaris rapi didampingi guru wali kelasnya. Setelah sampai di rumah duka, guru dan siswa secara bergantian melaksanakan sholat jenazah. Setelah sholat selesai dan menunggu beberapa saat, kepala madrasah berpamitan kepada keluarga maka guru dan siswa berbaris pulang ke madrasah untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal.
Semoga dengan kerjasama yang baik antara madrasah, orangtua, dan pihak terkait bisa membentuk karakter siswa yang toleran dan mempunyai jiwa peduli sosial. Salam toleransi, salam peduli. (kh/djp)
Via
kegiatan